Elemen dan Himpunan
Bilangan
A. Elemen (matematika)
Elemen atau anggota (bahasa Inggris: member) dari suatu himpunan dalam matematika adalah objek-objek matematika tertentu yang membentuk himpunan itu.
B. Himpunan (matematika)
Dalam matematika, himpunan adalah
(kumpulan objek yang memiliki sifat yg dapat didefinisikan dengan jelas) segala
koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal
ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika
himpunan merupakan salah satu konsep penting dan
mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur
kemungkinan himpunan dan teori himpunan,
sangatlah berguna.
Irisan dari dua
himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn
Teori himpunan, yang baru diciptakan pada
akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang
tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak
tingkat sekolah dasar. Teori
ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat
dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan
merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan.
Penulisan
A = {1, 2, 3, 4} berarti bahwa elemen-elemen
himpunan A adalah bilangan 1, 2, 3 dan 4. Himpunan elemen-elemen A,
misalnya {1, 2}, merupakan subset A.
Himpunan
itu sendiri dapat merupakan elemen. Misalnya ada himpunan B = {1, 2, {3, 4}}.
Elemen-elemen B bukan 1, 2, 3, dan 4. Melainkan, hanya ada
tiga elemen B, yaitu bilangan 1 dan 2, dan himpunan {3, 4}.
Elemen-elemen
suatu himpunan dapat berupa apa saja. Misalnya, C = { merah, hijau, biru },
adalah suatu himpunan yang elemen-elemennya adalah warna-warna merah, hijau dan
biru.
Contoh
Menggunakan
himpunan-himpunan yang didefinisikan di atas, yaitu A = {1, 2, 3, 4 }, B
= {1, 2, {3, 4}} dan C = { red, green, blue }:
- 2 ∈ A
- {3,4} ∈ B
- {3,4} adalah anggota dari B
- Yellow ∉ C
- Kardinalitas D = { 2, 4, 8, 10, 12 } adalah finit dan sama dengan 5.
- Kardinalitas P = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, ...} (bilangan prima) adalah infinit (ini dibuktikan oleh Euclid)
Macam-macam Himpunan
A.
Himpunan Enumerasi
Mengenumerasi
artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah
tanda kurung kurawal. Biasanyasuatu himpunan diberi nama dengan menggunakan
huruf kapital maupun dengan menggunakan simbol-simbol lainnya.
Contoh :
– Himpunan
A mempunyai tiga bilangan asli pertama: A={1,2,3}.
– Himpunan
B mempunyai dua bilangan genap positif pertama: B={4,5}.
– Meskipun
himpunan biasa digunakan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai sifat mirip,
tetapi dari definisi himpunan diketahui bahwa sah-sah saja
elemen-elemen di dalam himpunan tidak mempunyai hubungan satu sama lain,
asalkan berbeda.
– contoh:
{hewan, a, Amir, 10, komputer} adalah himpunan yang terdiri dari lima elemen,
yaitu hewan, a, Amir, 10, komputer.
– R
= { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
C = {a, {a}, {{a}} }
Contoh
tersebut memperlihatkan bahwa suatu himpunan bisa terdapat anggota himpunan
lain.
– K={ }
Contoh
tersebut adalah himpunan kosong, karena K hanya berisi satu elemen yaitu { }.
Himpunan
kosong dapat dilambangkan dengan Ø.
– Himpunan
100 buah bilangan asli pertama bisa dituli {1, 2, …, 100}
Untuk
menuliskan himpunan yang tak berhingga, kita dapat menggunakan tanda ellipsis(∞).
– Himpunan
bilangan bulat positif ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
Keanggotaan
x ∈ A : x merupakan
anggota himpunan A;
x ∉ A : x bukan merupakan
anggota himpunan A.
misal, A = {1, 2, 3,
4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a,
c} }
maka, 1 ∈ A dan b ∉ A
Simbol-simbol Baku
Terdapat
sejumlah simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan yang
sering digunakan,
antara
lain:
P = himpunan bilangan bulat positif =
{1,2,3,…}
N
= himpunan bilangan alami (natural)
= {1,2,…}
Z = himpunan bilangan bulat =
{…,-2,-1,0,1,2,…}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
Kadang-kadang
kita berhubungan dengan himpunan-himpunan yang semuanya merupakan bagian dari
sebuah himpunan yang universal. Himpunan yang universal ini disebut
semesta dan disimbolkan dengan U.
Himpunan
U harus diberikan secara eksplisit atau diarahkan berdasarkan
pembicaraan. Sebagai contoh, misalnya U = {bil. Genap kurang dari 6}
berarti U = {2, 4}
Notasi Pembentuk
Himpunan
Cara lain
menyajikan himpunan adalah dengan notasi pembentuk himpunan (set builder).
Dengan cara penyajian ini, himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus
dipenuhi oleh anggotanya.
Notasi:{x|syarat
yang harus dipenuhi oleh x}
Aturan
dalam penulisan syarat keanggotaan:
- Bagian di kiri tanda ’|’ melambangkan elemen himpunan
- Tanda ’|’ dibaca dimana atau sedemikian sehingga
- Bagian di kanan tanda ’|’ menunjukkan syarat keanggotaan himpunan
- Setiap tanda ’,’ di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan
Contoh:
A adalah
himpunan bilangan asli
Daftar
anggota: A={1,2,3,. . .}
Notasi
pembentuk himpunan: A={x | x ∈ A }
Diagram Venn
Diagram
Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini
diperkenalkan oleh matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun
1881. di dalam diagram Venn, himpunan semesta (U) digambarkan sebagai
suatu segi empat sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di
dalam segi empat tersebut.
Contoh:
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8},
A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
B. Kardinalitas
Jumlah
elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
Misalkan A merupakan himpunan yang elemen-elemennya berhingga banyaknya.
Jumlah elemen A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A)
atau |A| , notasi |A| untuk menyatakan kardinalitas himpunan.
B
= {x|x merupakan HIMA
di STTG}, Maka |B| = 4, dengan elemen-elemen B adalah HIMATIF,
HIMAKOM, HIMASIP, HIMATI.
A = {a, {a}, {{a}}, maka |A| =
3, dengan elemen-elemen A (yang berbeda) adalah a, {a}, dan {{a}}.
Himpunan
yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai kardinalitas
tidak berhingga pula. Sebagai contoh, himpunan bilangan riil mempunyai jumlah
anggota tidak berhingga, maka |R| = ∞.
C.
Himpunan Kosong
Himpunan
yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal = 0 disebut
himpunan kosong (null set).
Notasi: Ø
atau { }
Contoh: A
= {x | x < x}, maka n(A) = 0
Perhatikan
bahwa himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {Ø}.
D.
Himpunan bagian (subset)
Himpunan A
dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen B. Dalam hal ini, B dikatakan superset
dari A.
Notasi:
A ⊆ B
Contoh:
A ⊆ B jika elemen A ada di B
A={1,2,3} B={1,2,3,4,5,7}
C={1,2,4,5}
Jadi
: * A ⊆ B
* A bukan himpunan bagian C
E.
Himpunan yang Sama
– Himpunan
A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B
merupakan elemen A.
– A = B
jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan
bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A ≠ B.
– Notasi :
A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
– Contoh:
A={a,b,c}, B={c,a,b} Jadi, A=B
– tiga
prinsip yang perlu diingat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan:
1.
urutan elemen dalam himpunan tidak penting.
jadi {1,2,3} = {3,2,1} = {1,3,2}
2.
pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan dua buah
himpunan.
Jadi,
{1,1,1,1}={1,1}={1}
{1,2,3}={1,2,1,3,2,1}
3. untuk
tiga buah himpunan, A, B, C berlaku aksioma berikut:
–
A = A, B = B,
dan C=C
– Jika A
= B,maka B
– Jika A
= B, dan B = C maka A = C
F.
Himpunan Ekivalen
– Himpunan
A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika
kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.
– Notasi: A ~
B ↔ |A|=|B|
Contoh:
A={a,b,c} dan B={2,4,6} maka A ~ B sebab |A|= |B|
G.
Himpunan Saling Lepas
– Dua
himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak
memiliki elemen yang sama.
– Notasi :
A // B
–
Contoh: jika A={2,4,6,8} dan B={3,5,7}
maka A // B sebab elemen himpunan A dan elemen himpunan B tidak ada yang sama.
H.
Himpunan Kuasa
- Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
- Notasi : P(A) atau 2A
- Jika |A| = m, maka |P(A)| = 2m.
Contoh:
– Jika A
= { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
– Himpunan
kuasa dari himpunan kosong adalah P(Ø) = {Ø}, & himpunan kuasa dari
himpunan {Ø} adalah P({Ø}) = {Ø, {Ø}}.
I. Operasi Pada
Himpunan
1. Irisan
( ∩ )
Irisan
(intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Notasi:
A ∩ B={x | x ∈ A dan x ∈ B}
Misalkan
A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A ∩ B={2,3,5}
2. Gabungan
( ∪
)
Gabungan(union)
dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan
anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Misalkan
A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka, A ∪ B={1,2,3,4,5,7,11}
3. Komplemen
Komplemen
dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu himpunan
yang elemennya
merupakan
elemen U yang bukan elemen A.
Notasi
: Ā = { x | x ∈ U, tapi x ∉ A }
Misalkan
U={0,… 11} dan A={1,3,5,7} maka, Ā = {0,2,4,6,8,9,10,11}
4. Selisih
Selisih
dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen
A dan bukan elemen B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai
komplemen himpunan B relatif terhadap himpunan A.
Notasi : A
– B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B’
Misalkan
A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A – B = {1,4}
5. Beda
Setangkup
Beda
setangkup dari himpunan A dan B adalah sesuatu himpunan yang
elemennya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi: A⊕B = (A∪B)
– (A∩B) = (A-B) ∪ (B-A)
Misalkan A
= { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 } maka , A⊕B = { 3, 4, 5, 6 }
6. Perkalian
Kartesain
Perkalian
kartesian (Cartesian products) dari himpunan A dan B adalah himpunan
yang elemennya semua pasangan
berurutan
(ordered pairs) yang mungkin terbentuk dengan komponen kedua dari
himpunan A dan B.
Notasi: A
x B ={(a,b)| a ∈ A dan b ∈ B}
Misalkan C
= { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C
× D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a),
(3, b) }
Catatan:
1. jika A
dan B merupakan himpunan berhingga, maka: |A x B| = |A| . |B|
2.
Pasangan berurutan (a,b) berbeda dengan (b,a).
3.
Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A x B ≠ B x A dengan syarat A
dan B tidak kosong.
4. Jika A
= ∅ atau B = ∅ maka A x B = B x A = ∅
J. Sifat-sifat
Operasi Himpunan
1.
Hukum identitas:
– A ∪ ∅ = A
–
A ∩ U = A
|
2.Hukum
null:
– A ∩
∅
= ∅
–
A ∪ U = U
|
3.
Hukum Komplemen:
–
A ∪ Ā = U
–
A ∩ Ā = ∅
|
4.
hukum idempotent:
– A ∪ A = A
– A ∩
A = A
|
5.
Hukum Involusi:
–
–(–A)= A
|
6.
Hukum Penyerapan:
–
A ∪
(A ∩ B) = A
– A
∩ (A ∪
B) = A
|
7.
Hukum Komutatif:
– A ∪ B = B ∪ A
–
A ∩ B = B ∩ A
|
8.
Hukum Asosiatif:
–
A ∪
(B ∪
C)=(A ∪ B) ∪ C
–
A ∩ (B ∩ C)=(A ∩ B) ∩ C
–
A ⊕ (B ⊕ C)=(A ⊕ B) ⊕ C
|
9.
Hukum distributif :
–
A ∪
(B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
–
A ∩ (B ∪ C)
= (A ∩ B) ∪ (A∩C)
|
10.
Hukum DeMorgan :
–
A∩B = A∪ B
–
A∪B
= A∩ B
|
1.12
Prinsip Inklusi-Eksklusi
- Berapa banyak anggota didalam gabungan dua buah himpunan A dan B? Penggabungan dua buah menghasilkan dua buah himpunan baru yang elemen-elemenya berasal dari himpunan A dan himpunan B.
- Himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen-elemen yang sama. Banyaknya elemen bersama antara A dan B adalah ⏐A ∩ B⏐. Setiap unsur yang sama itu telah dihitung dua kali, sekali pada ⏐A⏐ dan sekali pada ⏐B⏐,
·
meskipun
ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen didalam ⏐A∪ B⏐, karena itu, jumlah elemen hasil
penghubungan seharusnya adalah jumlah elemen dimasing-masing himpunan dikurangi
dengan jumlah elemen didalam irisannya, atau ⏐A ∪ B⏐ = ⏐A⏐ + ⏐B⏐– ⏐A ∩
B⏐.
Prinsip
ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi. Dengan cara yang sama, kita
dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup: ⏐A ⊕ B⏐ = ⏐A⏐ + ⏐B⏐– 2⏐A ∩
B⏐
K. Partisi
Partisi
dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1,A2
…..dari A sedemikian
sehingga :
(a)
A1 A2 …. = A, dan
(b)
Himpunan bagian Ai saling lepas;yaitu Ai ∩ Aj =
Ø untuk i ≠ j.
Misalkan A
= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah
partisi A.
L. Multiset
- Dari definisi himpunan, himpunan adalah kumpulan elemen yang berbeda. Namun pada beberapa situasi, adakalanya elemen himpunan tidak seluruhnya berbeda, misalnya himpunan nama-nama mahasiswa di sebuah kelas. Nama-nama mahasiswa di dalam sebuah kelas mungkin ada yang sama, karena itu ada perulangan elemen yang sama di dalam himpunan tersebut. Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan-ganda atau multiset. Contoh: {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {} adalah himpunan ganda.
- Multiplisitas dari suatu elemen pada multiset adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada multiset. Misalkan : Jika M = { 0, 1, 01, 1, 0, 001, 0001, 00001, 0, 0, 1}, maka multiplisitas elemen 0 adalah 4. Himpunan merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1. Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sbg kardinalitas himpunan padanannya, dgn mengasumsikan elemen2 di dalam multiset semua berbeda.
- Operasi Antar Dua Buah Multiset
Misalkan P
dan Q adalah multiset:
1. P
Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh:
P
= { a, a, a, c, d, d } dan Q
={ a, a, b, c, c },
P
Q = { a, a, a, b, c, c, d,
d
2. P
∩ Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas minimum elemen tsb pada himpunan P dan Q.
Misal:
Jika P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c } maka P ∩ Q = { a, a, c
}
Pembuktian Kalimat
Himpunan
Kalimat
himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Kalimat dapat
berupa kesamaan himpunan, misalnya “A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)” adalah
sebuah kesamaan himpunan, atau berupa kalimat implikasi seperti “jika A ∩
B = Ø dan A ⊆ (B ∪ C) maka selalu berlaku bahwa A ⊆ C”.
C. Bilangan (mattematika)
Bilangan
adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.
Bilangan banyak yang menyamakan arti dengan angka atau nomor. sebenarnya angka
merupakan sebuah simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu
bilangan. Sedangkan nomor adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk
pada satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu
barisan bilangan-bilangan bulat yang berurutan. seperti contohnya “nomor 10”
maka akan merujuk ke bilangan dengan angka 10 dalam susunan bilangan bulat.
1.
Berikut ini ada bagan jenis jenis bilangan :
1.
Bilangan
Kompleks
Bilangan Kompleks adalah bilangan yang berbentuk , dimana a dan b bilangan real dan i adalah bilangan
imajiner.
2. Bilangan Real
Bilangan Real adalah bilangan yang dapat
dituliskan dalam bentuk desimal. Bilangan real mencakup bilangan rasional dan
irasional.
Bilangan Imajiner adalah bilangan yang mempunyai
sifat .
4. Bilangan Rasional
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat
dinyatakan sebagai pecahan dimana “a” dan “b” bilangan bulat
dan b tidak sama dengan 0.
Bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan nol, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima, bilangan komposit
Bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan nol, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima, bilangan komposit
5. Bilangan Irasional
Bilangan Irasional adalah bilangan yang tidak bisa
dibagi (hasil baginya tidak pernah berhenti).
Contoh: Bilangan , , dan bilangan .
Contoh: Bilangan , , dan bilangan .
6.
Bilangan
Bulat
Bilangan Bulat adalah semua bilangan bukan
pecahan. Bilangan bulat terdiri dari bilangan nol, positif dan negatif.
Contoh : Bilangan positif 1,2,3,4,5,6,7,… ,bilangan negatif …,-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1 dan bilangan nol “0”
Contoh : Bilangan positif 1,2,3,4,5,6,7,… ,bilangan negatif …,-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1 dan bilangan nol “0”
7. Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan
adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk dengan “a” adalah
bilangan pembilang dan “b” adalah bilangan penyebut. Dengan “b” tidak boleh
sama dengan nol.
Contoh : Bilangan, ,,,, dll
Contoh : Bilangan, ,,,, dll
8.Bilangan Cacah
Bilangan Cacah adalah bilangan bulat yang dimulai
dari nol.yang termasuk bilangan ini adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,…
9.Bilangan Asli
Bilangan Asli adalah bilangan bulat yang dimulai
dari satu.
yang termasuk bilangan ini adalah : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,…
yang termasuk bilangan ini adalah : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,…
10.
Bilangan
Genap
Bilangan Genap adalah bilangan bulat yang habis
dibagi dua.
Contoh : Bilangan 2, 4, 6, 8, 10, 14, 20,… dll.
Contoh : Bilangan 2, 4, 6, 8, 10, 14, 20,… dll.
11.
Bilangan
Ganjil
Bilangan Ganjil adalah bilangan bulat yang tidak
habis dibagi dua.
Contoh : Bilangan 1, 3, 5, 7, 11, 17, 21, 31,… dll.
Contoh : Bilangan 1, 3, 5, 7, 11, 17, 21, 31,… dll.
12.
Bilangan
Prima
Bilangan Prima adalah bilangan bulat lebih dari
satu yang hanya bisa terbagi habis oleh 1 dan bilangan itu sendiri.
Contoh : Bilangan 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,… dll.
Contoh : Bilangan 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,… dll.
13.
Bilangan
Komposit
Bilangan Komposit adalah bilangan asli lebih dari
satu yang bukan merupakan bilangan prima.
Contoh : Bilangan 4, 6, 8, 9, 10, 12,… dll
Contoh : Bilangan 4, 6, 8, 9, 10, 12,… dll
sumber referensi:
–
informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/
–
matematikadiskri.blogspot.com/2012/11/teori-himpunan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar